Langsung ke konten utama

makalah pemanasan global



MAKALAH KLIMATOLOGI DAN PERAMALAN CUACA

PEMANASAN GLOBAL

NAMA            : MUSFIRAH
NIM                : 1408102010032




JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM - BANDA ACEH
2016





KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa pula saya haturkan sholawat dan salam kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita ke zaman yang terang benderang. Penyusunan makalah ini saya sajikan sebagai tugas yang di haruskan dari pembelajaran Klimatologi dan Peramalan Cuaca pada Fakultas MIPA UNIVERSITAS SYIAH KUALA, makalah  ini membahas tentang ”Pemanasan global” baik definisi, penyebab, dampak dan sebagainya. Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen yang telah membaca dan mengoreksi makalah ini.
Saya sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan penuh kekurangan. Maka dari itu, kritik maupun saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat diperlukan demi menyempurnakan makalah ini. Akhir kata saya berharap makalah ini dapat menjadi bahan informasi dan penunjang bagi saya khususnya dan bagi semua orang umunya.






Banda Aceh, 13 Maret 2016

Musfirah

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pemanasan Global......................................................................... 3
2.2 Penyebab Pemanasan Global........................................................................... 4
2.3 Dampak Pemanasan Global............................................................................. 6
2.4 Solusi Mengatasi Pemanasan Global............................................................... 21
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 24
3.2 Saran................................................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 25



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pemanasan global merupakan peningkatan suhu rata-rata di bumi. Seperti peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Pemanasan global disebabkan oleh efek gas-gas rumah kaca yang di hasilkan oleh aktifitas manusia. Karena adanya pemanasan global suhu d planet bumi menjadi semakin panas, semakin banyaknya bencana alam dan berbagai fenomena-fenomena alam yang cenderung semakin tidak terkendali.
Dalam beberapa tahun terakhir, isu pemanasan global semakin sering di bicarakan baik dalam skala kecil sampai tingkat internasional. Makalah ini akan membahas gambaran umum pemanasan global, aktifitas manusia dan perannya dalam pemanasan global beserta akibat dari pemanasan global itu sendiri. Saya juga penyertakan beberapa usaha yang dilakukan manusia untuk mengendalikan pemanasan global. Dari tahun ketahun kita dapat merasakan  perubahan cuaca yang semakin tidak menentu bahkan bisa sampai ekstrim. Dalam satu hari pada saat siang hari cuacanya sangat panas, sedangkan pada sore sampai malam hari hujan melanda. Kejadian ini sering disebut dengan nama pemanasan global atau global warming, dimana terjadi peningkatan suhu di permukaan bumi.

1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas pada makalah ini adalah sebagai berikut :  
a.       Apa itu pemanasan global?
b.      Apa penyebab pemanasan global ?
c.       Apa dampak dari pemanasan global ?
d.      Bagaimana solusi mengatasi pemanasan global ?

1.3 Tujuan Masalah
Tujuan pembuatan makalan ini adalah guna untuk menyelesaikan tugas yang diberikan  pada mata kuliah “klimatologi dan peramalan cuaca”. Selain itu juga agar pemahaman saya mengenai efek pemanasan global lebih baik dari sebelumnya, khususnya untuk mengetahui informasi lebih dalam mengenai pemanasan global serta penyimpangan pola cuaca yang terjadi saat ini. 

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemanasan global
Pemanasan global (global warming) pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperature global dari tahun ke tahun karna terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti Karbondioksida (CO2), Metana (CH4),  Dinitrooksida (N2O), dan CFC sehingga energy matahari sehingga energy matahari terperangkap didalam atmosfer bumi. Berbagai literature menunjukkan kenaikan temperature global, termaksud Indonesia yang terjadi kisaran 1,5oC-40oC pada akhir abad 21. Pemanasan global menimbulkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan biogeofisik (seperti pelelehan es dikutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dan sebagainya).
Pemanasan global (global warming) adalah kejadian yang meningkatkan temperature rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Temperature rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0,18oC selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel On Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian besar peningkatan temperature rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktifitas manusia melalui efek rumah kaca. Peningkatan temperatus global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya muka air laut, meningkatnya intensitas kejadian cuaca yang ekstrim, serta perubahan pola dan jumlah persipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilang gkletser dan punahnya berbagai macam jenis hewan.

2.2 Penyebab Pemanasan Global
Pemanasan global terjadi sebenarnya mengikuti prinsip efek rumah kaca. Rumah kaca memiliki prinsip, menyerap energi panas yang dipancarkan oleh matahari dan menahannya, sehingga suhu udara di dalam rumah kaca menjadi hangat dan bisa menunjang pertumbuhan tanaman di dalamnya.
 
Bumi menerima energi panas dari matahari yang menyinari bumi. Energi panas yang sampai ke Bumi, menciptakan nuansa panas yang menghangatkan bumi. Sebagian dari panas tersebut di serap oleh bumi dan sisanya akan dipantulkan kembali. Namun, sebagian besar panas tersebut tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya gas rumah kaca. Panas yang dipantullkan oleh bumi akan diserap oleh gas-gas rumah kaca dan dipantulkan kembali ke permukaan bumi. Akibatnya, energi panas tersebut terperangkap di dalam atmosfer bumi, sehingga suhu di permukaan bumi pun meningkat.
Pada konsentrasi terstentu, sebenarnya kehadiran gas-gas rumah kaca ini sangat diperlukan untuk menghangatkan suhu di atmosfer bumi. Namun, meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca juga akan berdampak pada semakin meningkatnya energi panas di atmosfer bumi. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.Protokol Kyoto adalah kesepakatan internasional Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC atau FCCC), yg ditujukan untuk melawan pemanasan global. UNFCCC adalah perjanjian lingkungan hidup internasional dengan tujuan mencapai “stabilisasi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer pada tingkat yg akan mencegah gangguan antropogenik yg berbahaya dengan sistem iklim.” Protokol Kyoto awalnya diadopsi pada tanggal 11 Desember 1997 di Kyoto, Jepang, dan mulai berlaku pada tanggal 16 Februari 2005. Pada April 2010, 191 negara telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto.
Berikut ini beberapa hal-hal yang menyebabkan pemanasan global, antara lain:       
1. Polusi Karbondioksida Dari Pembangkit Listrik Bahan Bakar Fosil
Ketergantungan kita yang semakin meningkat pada listrik dari pembangkit listrik bahan bakar fosil membuat semakin meningkatnya pelepasan gas karbondioksida sisa pembakaran ke atmosfer. Sekitar 40% dari polusi karbondioksida dunia, berasal dari produksi listrik Amerika Serikat. Kebutuhan ini akan terus meningkat setiap harinya. Sepertinya, usaha penggunaan energi alternatif selain fosil harus segera dilaksanakan. Tetapi, masih banyak dari kita yang enggan untuk  melakukan ini.
2. Polusi Karbondioksida Dari Pembakaran Bensin Untuk Transportasi.
Sumber polusi karbondioksida lainnya berasal dari mesin kendaraan bermotor. Apalagi, keadaan semakin diperparah oleh adanya fakta bahwa permintaan kendaraan bermotor setiap tahunnya terus meningkat seiring dengan populasi manusia yang juga tumbuh sangat pesat. Sayangnya, semua peningkataan ini tidak diimbangi dengan usaha untuk mengurangi dampak.
3. Gas Metana Dari Peternakan & Pertanian.
Gas metana menempati urutan kedua setelah karbondioksida yang menjadi penyebab terdinya efek rumah kaca. Gas metana dapat bersal dari bahan organik yang dipecah oleh bakteri dalam kondisi kekurangan oksigen, misalnya dipersawahan. Proses ini juga dapat terjadi pada usus hewan ternak, dan dengan meningkatnya jumlah populasi ternak, mengakibatkan peningkatan produksi gas metana yang dilepaskan ke atmosfer bumi.
4. Aktivitas Penebangan Pohon
Seringnya penggunaan kayu dari pohon sebagai bahan baku membuat jumlah pohon kita makin berkurang. Apalagi, hutan sebagai tempat pohon kita tumbuh semakin sempit akibat beralih fungsi menjadi lahan perkebunan seperti kelapa sawit. Padahal, fungsi hutan sangat penting sebagai paru-paru dunia dan dapat digunakan untuk  mendaur ulang karbondioksida yang terlepas di atmosfer bumi.
5. Penggunaan Pupuk Kimia Yang Berlebihan
Pada kurun waktu paruh terakhir abad ke-20, penggunaan pupuk kimia dunia untuk pertanian meningkat pesat. Kebanyakan pupuk kimia ini berbahan nitrogenoksida yang 300 kali lebih kuat dari karbondioksida sebagai perangkap panas, sehingga ikut memanaskan bumi. Akibat lainnya adalah pupuk kimia yang meresap masuk ke dalam tanah dapat mencemari sumber-sumber air minum kita.
2.3 Dampak Pemanasan Global
Para ilmuwan telah memprediksikan bahwa pemanasan global yang terus meningkat ini, akan menimbulkan beberapa dampak negatif bagi alam khususnya kehidupan di muka bumi. Pemanasan global diperkirakan akan mempengaruhi kestabilan cuaca, populasi satwa, produktivitas hasil pertanian, air laut, bahkan hingga kondisi sosial politik nantinya.




Berikut ini akibat yang ditimbulkan oleh terjadinya pemanasan global:
1.      Kenaikan Permukaan Air Laut Seluruh Dunia


Para ilmuwan memprediksi peningkatan tinggi air laut di seluruh dunia karena mencairnya dua lapisan es raksasa di Antartika dan Greenland. Banyak negara di seluruh dunia akan mengalami efek berbahaya dari kenaikan air laut ini. Inilah mungkin yang faktor penyebab tenggelamnya Ibu Kota Jakarta beberapa tahun mendatang sesuai dengan yang diprediksi ilmuwan.
2.      Peningkatan Intensitas Terjadinya Badai

Tingkat terjadinya badai dan siklon semakin meningkat. Di dukung oleh bukti yang telah ditemukan oleh para ilmuwan bahwa pemanasan global secara signifikan akan menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur udara dan lautan. Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan kecepatan angin yang dapat memicu terjadinya badai kuat.
3.      Menurunnya Produksi Pertanian Akibat Gagal Panen
Diyakini bahwa, milyaran penduduk di seluruh dunia akan mengalami bencana kelaparan karena faktor menurunnya produksi pangan pertanian akibat kegagalan panen. Ini disebabkan oleh pemanasan global yang memicu terjadinya perubahan iklim yang kurang kondusif bagi tanaman pangan.

4.      Makhluk Hidup Terancam Kepunahan


Berdasarkan penelitian yang dipublikasin di Nature, pada tahun 2050 mendatang, peningkatan suhu dapat menyebakan terjadinya kepunahan jutaan spesies. Artinya, di tahun-tahun mendatang keragaman spesies bumi akan jauh berkurang. Namun, semoga saja tidak termasuk di dalamnya spesies manusia.

5.      Terumbu Karang Menghilang
World Wide Fund for Nature (WWF) mengatakan bahwa pada kondisi terburuk, pemanasan global bisa mengakibatkan populasi terumbu karang menghilang. Diperkirakan hal itu bisa saja terjadi pada tahun 2100 terkait dengan meningkatnya temperature dan tingkat keasaman lautan. Sekarang saja, dampaknya pada terumbu karang sudah terlihat. Banyak terumbu karang yang mengalami pemutihan atau bleaching. Jika terumbu karang kolaps (menghilang), maka ekosistem laut akan terganggu. Banyak flora maupun fauna laut yang akan terancam punah.
6.      Krisis Air Bersih
Hal ini tentunya akan mengancam manusia secara langsung. Karena air bersih merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan. Hal ini tejadi karena adanya penggundulan hutan. Jika hutan terus menerus digunduli maka akan mengganggu siklus hidrologi air yang menyebabkan krisis air bersih.
7.      Wabah Penyakit
Penyakit tropis menyebar seperti malaria, demam dengue, demam kuning menyebar ke daerah yang sebelumnya tidak pernah dijangkiti, dan bukan hanya itu, penyakit ini diketahui menjadi semakin ganas. Belum lagi meningkatnya jumlah manusia yang terserang penyakit seperti kanker kulit, kolera dan sebagainya yang belakangan ini semakin mewabah, dan mencakup daerah yang semakin luas.
8.      Terjadinya Penyimpangan Pola Cuaca El Nino dan La Nina

El Nino dan La Nina adalah merupakan dinamika atmosfer dan laut yang mempengaruhi cuaca di sekitar laut Pasifik. El Nino merupakan salah satu bentuk penyimpangan iklim di Samudera Pasifik yang ditandai dengan kenaikan suhu permukaan laut di daerah katulistiwa bagian
tengah dan timur.
Sebagai indikator untuk memantau kejadian El Nino, biasanya digunakan data pengukuran suhu permukaan laut pada bujur 170°BB – 120°BB dan lintang 5°LS – 5°LU, dimana anomali positif mengindikasikan terjadinya El Nino. Dan fenomena La Nina ditandai dengan menurunnya suhu permukaan laut pada bujur 170°BB – 120°BB dan pada lintang 5°LS – 5°LU dimana anomali negatif, sehingga sering juga disebut sebagai fase dingin. Kedua fenomena di perairan pasifik ini memberikan dampak yang signifikan bagi kehidupan manusia
El-Nino menurut sejarah adalah sebuah fenomena yang teramati oleh para penduduk atau nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudera Pasifik bagian Timur menjelang hari natal (Desember). El Nino adalah fenomena alam dan bukan badai, secara ilmiah diartikan dengan meningkatnya suhu muka laut di sekitar Pasifik Tengah dan Timur sepanjang ekuator dari nilai rata-ratanya dan secara fisik El Nino tidak dapat dilihat.
Fenomena EL-Nino mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan (akibat adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak nutrien dari dasar) menjadi sebaliknya. Kejadian ini seringkali terjadi pada bulan Desember. Nama El Nino diambil dari bahasa Spanyol yang berarti “anak laki-laki”, yang merujuk pada bayi Yesus Kristus dan digunakan karena arus ini biasanya muncul selama hari Natal. Di kemudian hari para ahli juga menemukan bahwa selain fenomena menghangatnya suhu permukaan laut, terjadi pula fenomena sebaliknya yaitu mendinginnya suhu permukaan laut akibat menguatnya upwelling. Kebalikan dari fenomena ini selanjutnya diberi nama La-Nina (juga bahasa Spanyol) yang berarti “anak perempuan”. Fenomena ini umumnya terjadi dalam jangka waktu 2-7 tahun.
El-Nino akan terjadi apabila perairan yang lebih panas di Pasifik tengah dan timur meningkatkan suhu dan kelembaban pada atmosfer yang berada di atasnya. Kejadian ini mendorong terjadinya pembentukan awan yang akan meningkatkan curah hujan di sekitar kawasan tersebut. Bagian barat Samudra Pasifik tekanan udara meningkat sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan awan di atas lautan bagian timur Indonesia, sehingga di beberapa wilayah Indonesia terjadi penurunan curah hujan yang jauh dari normal.
Suhu permukaan laut di Pasifik tengah dan timur menjadi lebih tinggi dari biasa pada waktu-waktu tertentu. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya fenomena La-Nina. Tekanan udara di kawasan equator Pasifik barat menurun, lebih ke barat dari keadaan normal, menyebabkan pembentukkan awan yang lebih dan hujan lebat di daerah sekitarnya. Kejadian El-Nino tidak terjadi secara tunggal tetapi berlangsung secara berurutan pasca atau pra La-Nina. Hasil kajian dari tahun 1900 sampai tahun 1998 menunjukan bahwa El-Nino telah terjadi sebanyak 23 kali (rata-rata 4 tahun sekali). La-Nina hanya 15 kali (rata-rata 6 tahun sekali). Dari 15 kali kejadian La-Nina, sekitar 12 kali (80%) terjadi berurutan dengan tahun El-Nino. La-Nina mengikuti El-Nino hanya terjadi 4 kali dari 15 kali kejadian sedangkan yang mendahului El-Nino 8 kali dari 15 kali kejadian. Secara umum, hal ini menunjukkan bahwa peluang terjadinya La-Nina setelah El-Nino tidak begitu besar. Kejadian El-Nino 1982/83 yang dikategorikan sebagai tahun kejadian El-Nino yang kuat tidak diikuti oleh La-Nina.
Peristiwa El Nino biasanya disertai oleh perubahan perbedaan tekanan antara Tahiti dan Darwin yang selanjutnya digunakan sebagai dasar perhitungan suatu indeks yang dikenal dengan istilah indeks Osilasi Selatan (IOS). Nilai anomaly suhu muka laut dikawasan pasifik timur dan IOS oleh para ahli meteorologi dijadikan indikator untuk mengenali aktifnya El Nino dan La Nina.  Indeks Osilasi Selatan membuka IOS yaitu Indeks yang diperoleh dari normalisasi pada tekanan udara antara Tahiti dan Darwin. Jika bernilai tinggi (positif) menandai kuatnya angin pasat, keadaan ini umumnya bertepatan dengan periode La Nina aktif, sebaliknya jika IOS rendah (Negatif) bersesuaian dengan melemahnya angin pasat, keadaan ini umumnya bertepatan dengan aktifnya El Nino.
Dalam bahasa latin La Nina berarti "gadis cilik". La Nina merupakan suatu kondisi dimana terjadi penurunan suhu muka laut di kawasan Timur equator di Lautan Pasifik, La Nina tidak dapat dilihat secara fisik, periodenya pun tidak tetap. La Nina terjadi setiap tiga hingga tujuh tahun sekali dan dapat berlangsung 12 hingga 36 bulan, ia tidak mempunyai periode tetap sehingga sulit diprakirakan kejadiannya pada enam hingga sembilan bulan sebelumnya. La Nina adalah sesuatu yang alami dan telah mempengaruhi wilayah Samudra Pasifik selama ratusan tahun.
Pada saat terjadi La Nina angin passat timur yang bertiup di sepanjang Samudra Pasifik menguat ( Sirkulasi Walker bergeser ke arah Barat ). Sehingga massa air hangat yang terbawa semakin banyak ke arah Pasifik Barat. Akibatnya massa air dingin di Pasifik Timur bergerak ke atas dan menggantikan massa air hangat yang berpindah tersebut, hal ini biasa disebut upwelling. Dengan pergantian massa air itulah suhu permukaan laut mengalami penurunan dari nilai normalnya. La Nina umumnya terjadi pada musim dingin di Belahan Bumi Utara Khatulistiwa.
Peristiwa La Nina diawali dengan menguatnya angin pasat tenggara, suhu muka laut yang ada di tropis pasifik barat akan sangat hangat dan sebaliknya di pasifik timur akan lebih dingin. Ini mengakibatkan atmosfer di Pasifik barat akan lebih mendapatkan uap air yang tinggi. Hal ini menyebabkan terjadi hujan lebat dan banjir terjadi di indonesia dan asia tenggara, akan tetapi di pasifik timur mengalami kemarau dan kekeringan. 
Secara sederhana La Nina adalah mendinginnya suhu permukaan laut. El Nino dan La Nina dikenal juga dengan El Nino Southern Oscillation (ENSO) yang berarti fenomena yang ditimbulkan karena adanya interaksi antara laut dengan atmosfer.
La-Nina terbagi kedalam 3 (tiga) jenis intensitas dilihat dari anomali suhu muka laut atau SST (Surface of Sea Temperature) yaitu intensitas lemah, intensitas sedang, dan intensitas kuat.
1.      Intensitas Lemah
Ditetapkan jika SST bernilai < -0.5 dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut. 

2.      Intensitas Sedang
Ditetapkan jika SST bernilai antara - 0.5 s/d -1 dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.
3.      Intensitas Kuat
Ditetapkan jika SST bernilai > -1 dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.
Beberapa faktor penyebab El Nino La Nina adalah sebagai berikut :
  • Anomali suhu yang mencolok di perairan samudera pasifik.
  • Melemahnya angin passat (trade winds) di selatan pasifik yang menyebabkan pergerakan angin jauh dari normal.
  • Kenaikan daya tampung lapisan atmosfer yang disebabkan oleh pemanasan dari perairan panas dibawahnya. Hal ini terjadi di perairan peru pada saat musim panas.
  • Adanya perbedaan arus laut di perairan samudera pasifik.
Di bawah ini merupakan proses terjadinya El Nino La Nina :
Keadaan Perairan Samudera Pasifik saat Normal

Keadaan Perairan Samudera Pasifik saat terjadi El Nino


             Pada bulan desember, posisi matahari berada di titik balik selatan bumi, sehingga daerang lintang selatan mengalami musim panas. Di Peru mengalami musim panas dan arus laut dingin Humboldt tergantikan oleh arus laut panas. Karena kuatnya penyinaran oleh sinar matahari perairan di pasifik tengah dan timur, menyebabakan meningkatnya suhu dan kelembapan udara pada atmosfer. Sehingga tekanan udara di pasifik tengah dan timur rendah, yang kemudian yang diikuti awan-awan konvektif (awan yang terbentuk oleh penyinaran matahari yang kuat). Sedangkan di bagian pasifik barat tekanan udaranya tinggi yaitu di Indonesia (yang pada dasarnya dipengaruhi oleh angin musoon, angin passat dan angin lokal. Akan tetapi pengaruh angin munsoon yang lebih kuat dari daratan Asia), menyebabkan sulit terbentuknya awan. Karena sifat dari udara yang bergerak dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah. Menyebabkan udara dari pasifik barat bergerak ke pasifik tengah dan timur. Hal ini juga yang menyebabkan awan konvektif di atas Indonesia bergeser ke pasifik tengah dan timur.
Keadaan Samudera Pasifik saat terjadi La Nina
            Sedangkan La Nina sebaliknya dari El Nino, terjadi saat permukaan laut di pasifik tengah dan timur suhunya lebih rendah dari biasanya pada waktu-waktu tertentu. Dan tekanan udara kawasan pasifik barat menurun yang memungkinkan terbentuknya awan. Sehingga tekanan udara di pasifik tengah dan timur tinggi, yang menghambat terbentuknya awan. Sedangkan di bagian pasifik barat tekanan udaranya rendah yaitu di Indonesia yang memudahkan terbentuknya awan cumulus nimbus, awan ini menimbulkan turun hujan lebat yang juga disertai petir. Karena sifat dari udara yang bergerak dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah. Menyebabkan udara dari pasifik tengah dan timur bergerak ke pasifik barat. Hal ini juga yang menyebabkan awan konvektif di atas pasifik ttengah dan timur bergeser ke pasifik barat.

Sedangkan beberapa pihak memprediksikan hal-hal yang kemungkinan akan terjadi di masa depan, diantaranya:
Ø  Hutan amazon akan menjadi gurun
Memiliki jutaan spesies dan cadangan 1/5 air bersih dunia, hutan Amazon merupakan hutan hujan tropis terbesar di dunia. Tetapi pemanasan global dan penggundulan hutan membalikkan fungsi hutan sebagai penyerap karbon dan merubah 30 - 60 persen hutan menjadi padang rumput kering. Proyeksi - proyeksi menunjukkan hutan ini bisa lenyap menjelang tahun 2050.

Ø  Great barrier reef lenyap dalam 20 tahun
            Naiknya air laut akibat pemanasan global dalam 20 tahun akan menenggelamkan gugusan karang ajaib ini. Charlie, mantan kepala peneliti di Australian Institute of Marine Science mengatakan pada The Times: "Tidak ada harapan, Great Barrier akan lenyap 20 tahun lagi atau lebih. Sekali karbon dioksida ( CO2 ) menyentuh level seperti yang diprediksi antara tahun 2030 dan 2060, seluruh karang akan lenyap. Hal ini didukung para peneliti karang dan juga semua organisasi terkait lainnya. Ini sudah kritis dan beginilah kenyataanya."

Ø  Gurun sahara akan menghijau
Para ilmuwan melihat tanda - tanda bahwa gurun Sahara dan wilayah di sekitarnya menghijau akibat makin meningkatnya curah hujan. Hujan ini mampu merevitalisasi wilayah gersangnya sehingga menarik komunitas petani. Kecenderungan menyusutnya gurun ini dijelaskan oleh model-model iklim, yang memprediksi kembalinya ke kondisi yang merubah Sahara menjadi padang rumput subur seperti sekitar 12 ribu tahun yang lalu.

Ø  Angin topan bertiup lebih cepat

Belum bisa dijelaskan apakah Global Warming bertanggung jawab atas terjadinya badai Katrina. Tetapi ada indikasi - indikasi bahwa Global Warming akan menciptakan badai - badai berkategori 5 -badai Katrina sendiri berkategori 4 saat menghantam Lousiana. Kekuatan badai dimulai dari adanya air hangat dan model - model ramalan menunjukkan badai di masa depan akan menjadi lebih dahsyat seiring dengan naiknya temperatur lautan. Global Warming juga membuat badai - badai itu lebih destruktif dengan naiknya permukaan laut yang memicu banjir yang lebih besar di wilayah pesisir. 


Ø  Hewan-hewan menyusut

Studi baru menyebutkan bahwa bahwa spesies - spesies hewan mengalami penyusutan rata - rata hingga 50 persen dari massa tubuhnya dalm 30 tahun terakhir. Penelitian awal terhadap domba menduga bahwa musim dingin yang lebih pendek dan ringan membuat domba - domba itu tidak menambah berat badannya untuk bertahan hidup pada tahun pertama hidupnya. Faktor seperti ini dapat juga mempengaruhi populasi ikan. Para peneliti menyebutkan perubahan iklim ini bisa mengganggu rantai - rantai makanan, dimana predator di puncak rantai makanan yang paling terpengaruhi karena menyusutnya mangsa.

Ø  Kota London tenggelam pada tahun 2100


Tidak hanya karang dan pulau - pulau landai yang terancam Global Warming. Faktanya sebuah ancaman besar juga menghantui wilayah kota besar di wilayah pantai yang beresiko tenggelam di bawah air akibat naiknya permukaan laut. Lusinan kota - kota dunia termasuk London dan New York bisa saja lenyap tenggelam menjelang akhir abad ini, menurut penelitian yang menyebutkan Global Warming akan mengakibatkan naiknya permukaan air laut lebih cepat dari yang diprediksi sebelumnya. London termasuk kota besar yang beresiko tinggi seperti digambarkan dalam sebuah film tahun 2007 berjudul "Flood". Menurut para ahli kota ini akan tenggelam tidak sampai 100 tahun lagi.

Ø  Indonesia kehilangan ribuan pulaunya

Akibat Global Warming, sedikitnya 2000 pulau kecil di kepulauan Indonesia mungkin akan hilang sebelum yahun 2030 dan hal ini diperparah sebagai konsekuensi penambangan liar dan aktivitas lain yang merusak lingkungan. Indonesia hingga saat ini telah kehilangan sedikitnya 24 dari 17.500 pulau - pulau di wilayahnya.



Ø  Global warming akan memicu teroris

Global Warming bisa menciptakan kondisi ketidakstabilan di negara - negara miskin, sehingga memicu terjadinya migrasi dan menjadi tempat subur berkembangnya terorisme. Kondisi negara yang tidak stabil akibat iklim yang keras dan tidak menentu menyebabkan banyak orang meninggalkan negaranya dan karena tekanan beberapa di antaranya bisa melakukan tindakterorisme. Belum lagi masalah akibat penolakan dari negara yang didatangi para imigran ini.

Ø  Pegunungan Alpen mencair


Tahun - tahun belakangan ini terlihat pengurangan intensitas salju di wilayah - wilayah rendah, menyusutnya volume glacier ( sungai es ), dan juga meningkatnya cairnya wilayah es beku. Hal ini berdampak langsung pada aktivitas turisme di musim dingin. Diprediksi glacier - glacier itu akan hilang antara tahun 2030 dan 2050. Italia dan Swiss telah memutuskan untuk menggambar ulang batas - batas wilayah mereka akibat berkurangnya glacier - glacier di Alpine dan menyapu tanda batas - batas wilayah dua negara itu.

Ø  Tenggelamnya pulau Maldiva

Wilayah kepulauan rendah dan flat yang dikelilingi lautan diprediksi akan ditenggelamkan oleh lautan yang mengelilinginya itu. Hal ini merupakan berita buruk bagi para penghuninya dan juga bagi dunia pariwisata yang mengandalkan pantai - pantai berpasir putih dengan air hangatnya. Para peneliti memberi waktu tidak lebih dari seratus tahun sebelum kepulauan ini bebar - benar lenyap ditelan samudera.

2.4 Solusi Mengatasi Pemanasan Global
            Di lihat dari dampak-dampak yang akan terjadi akibat dari rumah kaca, maka setiap masyarakat sudah seharusnya melakukan upaya-upaya untuk menanggulangi bahaya efek rumah kaca. Karena semua bentuk upaya yang dilakukan oleh setiap masyarakat sangat berarti bagi lingkungan dan generasi yang akan datang. Upaya-upaya yang dapat dilakukan adalah :


  1. Mengubah perilaku setiap orang
Untuk mencegah dampak-dampak dari setiap bahaya efek rumah kaca, tentunya harus di mulai dari diri sendiri pada setiap orang. Kepedulian setiap individu untuk melakukan perubahan perilaku pada dirinya akan berdampak bagi generasi penerus di kemudian hari. Belajar sambil bertindak adalah salah satunya.

  1. Penggunaan listrik
Listrik tidak sebersih yang dikira karena listrik yang digunakan sehari-hari berasal dari pembangkit listrik yang jaraknya jauh, sehingga asap polusinya tidak dirasakan. Pembangkit listrik merupakan penghasil emisi yang cukup besar karena masih menggunakan bahan bakar fosil. Sekitar 27% listrik jawa-bali dihasilkan oleh pembangkit listrik yang menggunakan batubara. Sedangkan batubara merupakan bahan bakar yang paling kotor karena mengeluarkan emisi paling besar. Emisi yang dihasilkan dari penggunaan listrik adalah sekitar 26% dari total emisi Indonesia.

  1. Kendaraan bermotor
Emisi yang dihasilkan dari kegiatan transportasi adalah 26% dari emisi total yang dihasilkan oleh Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi emisi dari kendaraan bermotor dan mengurangi dampak dari bahaya efek rumah kaca adalah dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, mendukung petani local, memperbaiki kualitas kendaraan bermotor dengan melakukan uji emisi dan merawat kendaraan bermotor dengan baik.

  1. Sampah
Sampah merupakan masalah jangka panjang karena sampah akan terus ada. Jika tidak dilakukan langka-langkah untuk menanggulangi masalah sampah, maka sampah akan terus menumpuk ditempat pembuangan sampah akhir. Hal tersebut secara tidak sadar akan menghasilkan emisi gas CO2 dan CH4. Dimana gas-gas tersebut merupakan gas rumah kaca. Jika sampah-sampah tersebut tertimbun terus-menerus, maka konsentrasi gas CO2 dan CH4 di atmosfer akan terganggu dan menyebabkan efek rumah kaca semakin berbahaya. Namun, membakar sampah bukan cara untuk mengatasi masalah ini. Karena dengan membakar sampah, maka akan mengakibatkan polusi udara. Untuk mengatasi masalah ini yang dapat dilakukan adalah memisahkan antara sampah organic dengan sampah non-organik. Memisahkan antara sampah organic, plastik dan kertas. Maka akan mempermudah dalam proses men daur ulang sampah. Sampah organic bias dijadikan kompos. Sampah plastic bias dijadikan kerajinan tangan atau bias di daur ulang kembali menjadi kertas. Sedangkan sampah kertas bias di daur ulang kembali menjadi kertas daur ulang dan kertas yang biasa digunakan (HVS), dan sebagainya.

  1. Beradaptasi dengan dampak efek rumah kaca
Dengan cuaca yang tidak menentu merupakan salah satu dampak efek rumah kaca. Mulai saat ini selalu siap sedia jas hujan, paying dan sepatu bot untuk bepergian. Bahaya efek rumah kaca mungkin sudah tidak dapat dihindari lagi. Namun, jika upaya-upaya sederhana di atas di lakukan oleh setiap masyarakat secara bersama-sama dan terus menerus, maka dampak dari efek rumah kaca dapat dikurangi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Adapun yang dapat disimpulkan dari pembahasan yang telah di bahas antara lain adalah sebagai berikut :
  1. Pemanasan  global merupakan fenomena meningkatnya temperature rata-rata pada lapisan atmosfer, meningkatnya temperature air laut dan meningkatnya temperature pada daratan. Sedangkan lubang ozon adalah lubang yang berasal dari hasil tenaga matahari yang mengeluarkan radiasi ultra tinggi, kemudian radiasi tersebut pecah menjadi oksigen sekaligus melepaskan atom bebas dimana setengahnya diikat oleh molekul oksigen lain untuk membentuk ozon. Area ozon yang tipis pada lapisan ozon disebut lubang zon.
  2. Pemanasan global disebabkan oleh adanya kadar gas rumah kaca yang menyebabkan meningkatnya intensitas efek rumah kaca. Selain itu pengaruh/aktifitas manusia dapat menimbulkan pemanasan global, seperti pembakaran hutan, penggunaan motor yang menimbulkan asap.
  3. Dampak adanya pemanasan global dan lubang ozon antara lain berpenagruh terhadap cuaca, kenaikan air laut, pengaruh terhadap pertanian, pengaruh terhadap hewan dan tumbuhan, dan pengaruh terhadap kesehatan manusia.
  4. Langkah antisipasi terhadap pemanasan global adalah dengan cara mengubah perilaku perorangan dan melakukan langkah-langkah secara kolektif.

3.2 Saran
            Alangkah lebih baik lagi agar untuk selanjutnya Bapak berkenan untuk memberikan lagi tugas mengenai pembahasan yang lain guna untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang berbagai pembahasan. Karna dengan adanya tugas yang Bapak berikan maka mahasiswa khususnya saya akan lebih berusaha lagi untuk mengerjakan dengan baik dan berusaha memahami tugas yang diberikan. terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

Sunu,p. 2001. melindungi lingkungan dengan menerapkan ISO 14001. Jakarta: PT     Gramedia.
Susanta,g. 2007. Akankah Indonesia tenggalam akibat pemanasan global?. Jakarta: penebar plus.
Setyaningsih. 2014. Geografi Peminatan Ilmu Ilmu Sosial SMA/MA Kelas X Semester     2. Klaten: PT Intan Pariwara.
http://www.hijauku.com/2012/09/21/luas-wilayah-es-di-antartika-terus-menciut/






Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

laporan kimia materi dan perubahan

ABSTRAK Dalam percobaan yang berjudul “Materi dan Perubahan” bertujuan untuk membedakan campuran homogen dan heterogen serta perubahan fisika dan perubahan kimia. Prinsip yang digunakan pada percobaan ini adalah apabila penggabungan dua atau lebih zat dimana dalam penggabungan ini zat-zat tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing serta kemampuan sifat untuk menghasilkan perubahan. Percobaan ini dilakukan dengan metodologi pemanasan pada 15 mL air suling dan pemanasan pada campuran larutan HCL 0,1 M 1 mL dengan NaOH 0,1 M 3 mL. Kemudian pencampuran antara 10 mL air suling dengan pasir yang kemudian di saring lalu ditambahkan 3 gram garam dapur dan dipanaskan, serta pencampuran antara 3 mL minyak makan dengan 3 mL air suling dan lilin yang dinyalakan. Hasil pengamatan yang didapat pada percobaan ini adalah perbedaan konsentrasi campuran homogen serta heterogen dan perubahan wujud atau konsentrasi pada perubahan  fisika dan perubahan kimia. Kesimpulan yang dapat diambil a

laporan pengantar tik menginstal ubuntu di virtualbox

Laporan praktikum CARA MENGINSTAL UBUNTU MENGGUNAKAN VIRTUAL BOX Disusun o leh : Nam a    :    Musfirah N IM     :    14081020100 32                                                              LABORATORIUM FISIKA KOMPUTASI    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI .................................................................................................. i DAFTAR GAMBAR. .................................................................................... ii BAB I PENDAH ULUAN ............................................................................. 1 A.     Latar Belakang ...................................................................................... 1 B.     Rumusan Masalah ................................................................................. 1 C.     Tujuan Percobaan .........................

laporan kimia asidimetri dan alkalimetri

ABSTRAK Asidimetri dan alkalimetri merupakan proses titrasi yang menggunakan larutan  asam dan basa.Tujuan dari percobaan ini adalah menetapkan konsentrasi HCl dengan standarisasi larutan Borax (Na 2 B 4 O 7 .10H 2 O) dan Na 2 CO 3 , membuat larutan standar NaOH serta standarisasinya dengan menggunakan asam oksalat, serta untuk menetukan kadar NH 3 dalam NH 4 Cl dan kadar asam asetat dalam asam cuka yang diperdagangkan. Untuk menetukan konsentrasi baik dengan standarisasi menggunakan Borax, Na 2 CO 3 anhidrous atau asam oksalat prinsip kerjanya sama, yaitu dengan proses titrasi. Begitu pula dengan menetukan kadar NH 3 dan kadar asam asetat yang masing-masing sample dijadikan titrat yang dititrasi dengan larutan standar. Kemudian dari data yang diperoleh, maka dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai konsentrasi maupun kadarnya.   Dari perhitungan yang dilakukan didapatkan hasil bahwa nilai konsentrasi HCl dengan standarisasi menggunakan Borax sebesar 0, 0669N, dengan