ABSTRAK
Dalam percobaan yang berjudul “Materi dan Perubahan”
bertujuan untuk membedakan campuran homogen dan heterogen serta perubahan
fisika dan perubahan kimia. Prinsip yang digunakan pada percobaan ini adalah
apabila penggabungan dua atau lebih zat dimana dalam penggabungan ini zat-zat
tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing serta kemampuan sifat untuk
menghasilkan perubahan. Percobaan ini dilakukan dengan metodologi pemanasan
pada 15 mL air suling dan pemanasan pada campuran larutan HCL 0,1 M 1 mL dengan
NaOH 0,1 M 3 mL. Kemudian pencampuran antara 10 mL air suling dengan pasir yang
kemudian di saring lalu ditambahkan 3 gram garam dapur dan dipanaskan, serta
pencampuran antara 3 mL minyak makan dengan 3 mL air suling dan lilin yang
dinyalakan. Hasil pengamatan yang didapat pada percobaan ini adalah perbedaan
konsentrasi campuran homogen serta heterogen dan perubahan wujud atau
konsentrasi pada perubahan fisika dan perubahan kimia. Kesimpulan yang
dapat diambil adalah campuran mempertahankan identitasnya masing-masing
sedangkan sifat bisa ditentukan dengan mengubah komposisinya atau tidak.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam kehidupan kita sehari-hari,
kadang kita tidak bisa membedakan bagaimana ciri-ciri dari perubahan kimia
dengan perubahan fisika dan campuran homogen dengan campuran heterogen. Kita
menganggap bahwa semuanya adalah sama saja, padahal sebenarnya sangat berbeda.
Ketika kita menyalakan sebuah lilin,
maka kita akan melihat perubahan setelah 10 menit kemudian, dimana lilin akan
meleleh sehingga akan berbeda dari wujud semula, dan warna sumbu yang tadinya
putih akan menjadi hitam.
Dari satu kasus ini saja kita sudah
bisa membedakan yang mana perubahan fisika dan perubahan kimia. Karena
perubahan fisika adalah perubahan yang tidak menghasilkan zat baru dan masih
dapat kembali ke bentuk semula. Sedangkan perubahan kimia adalah perubahan yang
tidak dapat berubah ke bentuk semula dan menghasilkan zat baru. Itu artinya,
lilin yang meleleh tadi merupakan perubahan fisika dan perubahan warna sumbu
lilin menjadi hitam merupakan perubahan kimia.
Ketika sesendok gula dilarutkan
dalam air, setelah pengadukan yang cukup lama, susunan dari campurannya di
seluruh bagian larutan akan sama. Larutan ini adalah campuran homogen. Namun
jika pasir dicampurkan dengan serbuk besi, butir pasir dan serbuk besi akan
tetap terlihat dan terpisah. Jenis campuran ini, dimana susunannya tidak
seragam, disebut campuran heterogen.
1.2. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah
untuk membedakan campuran homogen dan heterogen serta membedakan perubahan
fisika dan perubahan kimia.
1.3. Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan ini adalah
agar dapat membedakan campuran homogen dan heterogen serta membedakan perubahan
fisika dan perubahan kimia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kimia menekankan pada kajian materi,
termasuk komposisi, sifat, struktur, perubahan yang dialaminya, dan hukum yang
mengendalikan perubahan tersebut. Materi adalah apapun yang mempunyai massa dan
menempati ruang. Setiap benda tidak peduli berapa pun besar atau kecilnya,
terdiri atas materi. Sebaliknya cahaya, kalor, dan suara adalah bentuk-bentuk
energi. Energi adalah kemampuan untuk menghasilkan perubahan. Bila terjadi
perubahan, energi pasti terlibat; dan bila bentuk energi berubah menjadi bentuk
lain, ini merupakan bukti bahwa perubahan sedang atau telah terjadi.Campuran
adalah penggabungan dua atau lebih zat dimana dalam penggabungan ini zat-zat
tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing. Beberapa contoh
diantaranya adalah udara, minuman ringan dan susu. Campuran tidak memiliki
susunan yang tetap. Jadi, sampel-sampel udara yang diperoleh dari kota-kota
yang berbeda bisa berbeda susunannya karena perbedaan ketinggian, pencemaran,
dan lain-lain. (Raymond Chang, 2004)
Contoh banan yang mempunyai
komposisi tetap dan sifat yang seragam dikatakan berada dalam satu fase.
Misalnya, air pada 25o C dan tekanan 1 atm berada dalam fase tunggal
cairan. Semua sifat sama dalam fase cairan. Jika sejumlah kecil garam (NaCL)
dimasukkan ke dalam air, garam larut dan contoh masih tetap dalam atu fase
tunggal cair. Komposisi dan sifat fase cairan baru ini, yaitu larutan berbeda
dengan air murni. Larutan ini adalah campuran karena ia terdiri dari dua bahan.
Larutan ini homogen, karena sifat-sifatnya sama di seluruh cairan. Jika sedikit
pasir (SO2) ditambahkan kedalam air pasir mengendap ke dasar cairan
dn tetap merupakan padatan tak larut. Campuran air-pasir ini adalah campuran
dua-fase (cairan + padatan), atau dikatakan pula sebagai campuran heterogen.
Komposisi dan sifat-sifatnya tidak seragam. Komposisi dan sifat-sifat fasa cairan
ada pada air murni, sedangkan komposisi dan sifat-sifat fasa cairan ada pada
air murni, sedangkan komposisi dan sifat-sifat fase padat terdapat pada pasir.
Penambahan minyak ke dalam air juga menghasilkan campuran heterogen karena
cairannya tidak memiliki susunan yang konstan.(Ralph H. Petrucci-Suminar,1987)
Sifat yang berkaitan dengan wujud
(gas, cair, dan padat) atau kenampakkan sample disebut sifat fisis. Beberapa
sifat fisis yang umum dikenal adalah densitas (rapatan), wujud pada suhu kamar,
warna, kekerasan, titik leleh, dan titik didih. Sifat fisis suatu sampel
biasanya dapat ditentukan tanpa mengubah komposisinya. Banyak sifat fisis dapat
ditentukan dan dapat dinyatakan dalam bentuk angka (misalnya titik didih air
100o C), dan perbandingan sifat-sifat tersebut sering merupakan cara
terbaik untuk membedakan suatu zat lainnya.Reaksi kimia adalah perubahan ketika
sedikitnya satu zat berubah komposisi dan seperangkat sifatnya. Cara khas
ketika suatu zat menjalani reaksi kimia atau gagal menjalani reaksi kimia
dinamakan sifat kimia. Contoh kimia adalah flamabilitas (daya nyala), ketahanan
karat, reaktivitas, dan biodegradabilitas. Contoh lain dari sifat kimia adalah
pengaratan. Pengaratan melibatkan perubahan komposisi (dari besi menjadi besi
oksida). Sifat lain yang tercantum sama sekali tidak melibatkan perubahan
komposisi besi: yang berarti merupakan sifat fisis. (David E Goldberg, 2008)
Molekul dengan energi kinetik diatas
rata-rata dapat mengalahkan gaya tarik dengan molekul di sekitarnya dan lepas
dari permukaan cairan ke keadaan gas atau uap. Gejala ini dinamakan penguapan.
Kecenderungan suatu cairan untuk menguap meningkat sesuai dengan meningkatnya
suhu cairan. Sebaliknya, meningkatnya gaya-gaya intermolekul dalam cairan cenderung
menurunkan penguapan.Campuran merupakan gabungan dua atau Iebih zat tanpa
perbandingan tertentu.Campuran ada yang berupa campuran homogen dan campuran
heterogen. Campuran heterogen merupakan campuran yang masih memiliki batas yang
dapat terlihat antara komponen-komponen penyusunnya. Campuran homogen merupakan
campuran yang batas antar komponennya tidak terlihat. Campuran homogen
dinamakan juga larutan, sedangkan campuran heterogen disebut juga suspense.
(Acmad,1988)
Garam dapur diperoleh melalui proses
penguapan air laut. Penguapan merupakan salah satu cara memisahkan campuran
atau suatu metode pemisahan. Metode pemisahan .bertujuan untuk mendapatkan zat
murni atau beberapa zat murni dari suatu campuran. Berdasarkan tahap proses
pemisahan, metode pemisahan dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu metode
pemisahan sederhana dan metode pemisahan kompleks. Metode pemisahan sederhana
adalah metode yang menggunakan cara satu tahap. Proses ini terbatas untuk
memisahkan campuran atau larutan yang relatif sederhana. Metode pemisahan
kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja, diantaranya penambahan bahan
tertentu ,pengaturan proses mekanik alat, dan reaksi-reaksi kimia yang
diperlukan. Metode ini biasanya menggabungkan dua atau lebih metode sederhana.
Contohnya, pengolahan bijih dari pertambangan memerlukan proses pemisahan
kompleks.Larutan suatu zat dapat dipisahkan dari campurannya karena mempunyai
perbedaan sifat. Menurut Johari Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain
sebagai berikut :
- Ukuran partikel
Bila ukuran
partikel zat yang akan dipisahkan berbeda dengan zat pencampur maka campuran
dapat dipisahkan dengan metode filtrasi (penyaringan). Jika partikel zat hasil
lebih kecil daripada zat pencampurnya, maka dapat dipilih penyaring atau media
berpori yang sesuai dengan ukuran partikel zat yang diinginkan. Partikel zat
yang lebih kecil akan melewati penyaring dan zat pencampurnya akan tertinggal
pada penyaring.
- Titik didih
Bila antara
zat yang ingin dipisahkan dari zat pencampur memiliki titik didih yang jauh
berbeda dapat dipisahkan dengan metode destilasi. Apabila titik didih zat yang
ingin dipisahkan lebih rendah daripada zat pencampur, maka pada saat campuran
dipanaskan antara suhu didih zat tersebut dan di bawah suhu didih zat
pencampur, zat tersebut akan lebih cepat menguap, sedangkan zat pencampur tetap
dalam keadaan cair dan sedikit menguap ketika titik didihnya terlewati. Proses
pemisahan dengan dasar perbedaan titik didih ini bila dilakukan dengan kontrol
suhu yang ketat akan dapat memisahkan suatu zat dari campurannya dengan baik,
karena suhu selalu dikontrol untuk tidak melewati titik didih campuran.
- Pengendapan
Suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang
berbeda dalam suatu campuran atau larutan tertentu. Zat-zat dengan berat jenis
yng lebih besar daripada pelarutnya akan segera mengendap. Jika dalam suatu
campuran mengandung satu atau beberapa zat dengan kecepatan pengendapan yang
berbeda dan kita hanya menginginkan salah satu zat, maka dapat dipisahkan
dengan metode sedimentasi atau sentrifugasi.
Jenis-jenis
/metode pemisahan adalah sebagai berikut:
a. Filtrasi
Filtrasi, yakni proses penyingkiran padatan dari
cairan, adalah metoda pemurnian cairan dan larutan yang paling mendasar.
Filtrasi tidak hanya digunakan dalam skala kecil di laboratorium tetapi juga di
skala besar di unit pemurnian air. Kertas saring dan saringan digunakan untuk
menyingkirkan padatan dari cairan atau larutan. Dengan mengatur ukuran mesh,
ukuran partikel yang disingkirkan dapat dipilih.
b. Adsorpsi
Tidak mudah menyingkirkan partikel yang sangat sedikit
dengan filtrasi sebab partikel semacam ini akan cenderung menyumbat
penyaringnya. Dalam kasus semacam ini direkomendasikan penggunaan penyaring
yang secara selektif mengadsorbsi sejumlah kecil pengotor. Bantuan penyaring
apapun akan bisa digunakan bila saringannya berpori, hidrofob atau solvofob dan
memiliki kisi yang kaku. Celit, keramik diatom dan tanah liat teraktivasi
sering digunakan. Karbon teraktivasi memiliki luas permukaan yang besar dan
dapat mengadsorbsi banyak senyawa organik dan sering digunakan untuk
menyingkirkan zat yang berbau (dalam banyak kasus senyawa organik) dari udara
atau air. Silika gel dapat mengadsorbsi air dan digunakan meluas sebagai
desikan.
c.
Rekristalisasi
Sebagai metoda pemurnian padatan, rekristalisasi memiliki
sejarah yang panjang seperti distilasi. Walaupun beberapa metoda yang lebih
rumit telah dikenalkan, rekristalisasi adalah metoda yang paling penting untuk
pemurnian sebab kemudahannya (tidak perlu alat khusus) dan karena
keefektifannya. Ke depannya rekristalisasi akan tetap metoda standar untuk
memurnikan padatan.
Metoda ini sederhana, material padayan ini terlarut
dalam pelarut yang cocok pada suhu tinggi (pada atau dekat titik didih
pelarutnya) untuk mendapatkan larutan jenuh atau dekat jenuh. Ketika larutan
panas pelahan didinginkan, kristal akan mengendap karena kelarutan padatan
biasanya menurun bila suhu diturunkan. Diharapkan bahwa pengotor tidak akan
mengkristal karena konsentrasinya dalam larutan tidak terlalu tinggi untuk
mencapai jenuh.
d. Distilasi
Distilasi adalah seni memisahkan dan pemurnian dengan
menggunakan perbedaan titik didih. Distilasi memiliki sejarah yang panjang dan
asal distilasi dapat ditemukan di zaman kuno untuk mendapatkan ekstrak tumbuhan
yang diperkirakan dapat merupakan sumber kehidupan. Teknik distilasi
ditingkatkan ketika kondenser (pendingin) diperkenalkan. Gin dan whisky, dengan
konsentrasi alkohol yang tinggi.
e.
Ekstraksi
Ekstraksi adalah teknik yang sering digunakan bila
senyawa organik (sebagian besar hidrofob) dilarutkan atau didispersikan dalam
air. Pelarut yang tepat (cukup untuk melarutkan senyawa organik; seharusnya
tidak hidrofob) ditambahkan pada fasa larutan dalam airnya, campuran kemudian
diaduk dengan baik sehingga senyawa organik diekstraksi dengan baik. Lapisan
organik dan air akan dapat dipisahkan dengan corong pisah, dan senyawa organik
dapat diambil ulang dari lapisan organik dengan menyingkirkan pelarutnya.
Pelarut yang paling sering digunakan adalah dietil eter C2H5OC2H5,
yang memiliki titik didih rendah (sehingga mudah disingkirkan) dan dapat
melarutkan berbagai senyawa organik. Ekstraksi bermanfaat untuk memisahkan
campuran senyawa dengan berbagai sifat kimia yang berbeda.
f. Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan
berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan pelarut pada suatu lapisan zat
tertentu. Dasar pemisahan metode ini adalah kelarutan dalam pelarut tertentu,
daya absorpsi oleh bahan penyerap, dan volatilitas (daya penguapan). Contoh
proses kromatografi sederhana adalah kromatografi kertas untuk memisahkan
tinta. (David E Goldberg, 2008)
BAB III
METODOLOGI
PERCOBAAN
3.1.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada percobaan
ini adalah gelas ukur 250 mL, cawan penguap, lampu spiritus, corong, tabung
reaksi, gelas kimia, tungku kaki tiga dan perangkatnya, kaca arloji, penggaris.
Bahan yang dibutuhkan pada
percobaan ini adalah minyak kelapa, garam dapur, pasir, kertas saring, NaOH,
aquades.
3.2. Konstanta Fisik dan Tinjauan
Keamanan
No.
|
Bahan
|
Berat Molekul
|
Titik Didih
|
Titik Leleh
|
Tinjauan Keamanan
|
|
1
|
Minyak Kelapa
|
144,21 g/mol
|
215°C
|
63-64°C
|
Aman
|
|
2
|
Garam Dapur(NaCl)
|
58,44 g/mol
|
1465°C
|
801°C
|
Dapat menghantar arus listrik
|
|
3
|
Pasir
|
60,08 g/mol
|
2230°C
|
1600-1725°C
|
Aman
|
|
4
|
NaOH
|
39,997 g/mol
|
1390°C
|
318 °C
|
Tidak mudah terbakar
|
|
5
|
Aquadest
|
18 g/mol
|
100°C
|
0°C
|
Aman
|
|
6
|
HCl
|
36,47 g/mol
|
110°C
|
-27,32°C
|
10-25% iritan
>25% korosif
|
|
Tabel
Pengamatan
No.
|
Data yang
Diamati
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
|
Perubahan
yang terjadi pada lilin yang menyala
|
- Api
menyebabkan lilin meleleh
- Lilin
semakin pendek
- Termasuk
perubahan fisika.
|
2.
|
Perubahan
yang terjadi pada spatula baja yang dipanaskan
|
- Muncul
asap
- Termasuk
perubahan fisika.
|
3.
|
Perubahan
yang terjadi pada potongan lilin yang dipanaskan pada sendok (saat masih
panas sampai dingin)
|
- Potongan
lilin meleleh
- Lilin
kembali mengeras setelah dingin
- Termasuk
perubahan fisika.
|
4.
|
Perubahan
yang terjadi pada serbuk belerang yang dipanaskan pada sendok
|
- Tercium
bau tidak sedap
- Serbuk
belerang berubah menjadi gas
- Termasuk
perubahan kimia.
|
5.
|
Perubahan
yang terjadi pada gula pasir yang dipanaskan pada sendok
|
- Gula
mencair
- Tercium
bau hangus
- Warna
berubah menjadi cokelat tua
- Termasuk
perubahan kimia.
|
6.
|
Perubahan yang terjadi pada pita magnesium yang dibakar dalam nyala api
spiritus
|
- Muncul
pijar dengan nyala sangat terang
- Pita
magnesium berubah menjadi abu
- Termasuk
perubahan kimia.
|
7.
|
Perubahan yang terjadi saat potongan pita magnesium dimasukkan ke
dalam larutan HCl 1 M
|
- Muncul
buih
- Warna
HCl menjadi agak putih
- Suhu
meningkat
- Potongan
pita magnesium lama-kelamaan menghilang
- Termasuk
perubahan kimia.
|
8.
|
Perubahan
yang terjadi setelah pencampuran antara larutan KI dan larutan Pb(NO3)2
|
- Warna
larutan berubah menjadi kuning pekat
- Terdapat
endapan
- Termasuk
perubahan kimia.
|
F.
Analisis
Data
Berdasarkan tabel pengamatan dari
tujuh kegiatan yang telah dilakukan pada praktikum perubahan fisika dan
perubahan kimia, dapat dijabarkan sebagai berikut.
Kegiatan 1 termasuk perubahan fisika
karena tidak menghasilkan zat baru dari lilin yang menyala. Lilin hanya berubah
bentuk dari batang yang semula panjang menjadi pendek karena meleleh.
Kegiatan 2 termasuk perubahan fisika
karena tidak menghasilkan zat baru dari spatula yang dibakar pada nyala lilin.
Muncul asap saat spatula dibakar, tetapi tidak menimbulkan perubahan pada
spatula.
Kegiatan 3 termasuk perubahan fisika
karena tidak menghasilkan zat baru dari potongan lilin yang dipanaskan pada
sendok. Perubahan bersifat sementara karena potongan lilin yang meleleh kembali
mengeras menjadi lilin setelah dingin.
Kegiatan 4 termasuk perubahan kimia
karena menghasilkan zat baru dari serbuk belerang yang dipanaskan pada sendok.
Setelah dipanaskan beberapa saat, serbuk belerang sedikit demi sedikit
menghilang dan berubah menjadi gas. Gas tersebut memiliki bau yang tidak sedap
Kegiatan 5 termasuk perubahan kimia
karena menghasilkan zat baru dari gula pasir yang dipanaskan pada sendok.
Lama-kelamaan gula meleleh, warnanya berubah menjadi cokelat tua, dan tercium
bau hangus.
Kegiatan 6 termasuk perubahan kimia
karena menghasilkan zat baru dari pita magnesium
yang dibakar dalam nyala api spiritus. Pita magnesium berubah menjadi abu
setelah berpijar dengan sangat terang saat dibakar.
Kegiatan 7 termasuk perubahan kimia
karena menghasilkan zat baru dari potongan pita
magnesium dimasukkan ke dalam larutan HCl 1 M. Muncul
buih ketika pita magnesium dimasukkan ke dalam larutan HCl dan warna menjadi
agak putih (keruh). Suhu dalam tabung reaksi meningkat, tabung reaksi panas
ketika dipegang. Lama-kelamaan potongan pita magnesium menghilang karena larut
dalam HCl.
G.
Pembahasan
Hal yang pertama dilakukan yaitu menyalakan lilin dan mengamati perubahan
yang terjadi. Selanjutnya membakar spatula baja ke dalam nyala
api selama
beberapa detik dan mengamati spatula
itu.
Langkah ketiga yaitu memasukkan potongan lilin ke dalam sendok yang dipanaskan dan mengamati
perubahan yang terjadi sampai sendok dan isinya menjadi dingin. Langkah keempat
yaitu memanaskan gula pasir di dalam sendok dan mengamati perubahan yang
terjadi. Langkah kelima yaitu memanaskan serbuk belerang di dalam sendok dan
mengamati perubahan yang terjadi.
Langkah kelima yaitu mengambil pita magnesium sepanjang 5 cm dan membakar salah satu ujungnya
hingga berpijar. Selanjutnya mengamati perubahan setelah pijarnya padam.
Langkah keenam yaitu memasukkan potong kecil pita magnesium ke dalam
tabung reaksi yang telah diisi larutan HCl 1 M dan mengamati perubahan yang
terjadi. Langkah ketujuh yaitu mencampurkan
larutan KI dan Pb(NO3)2 serta mengamati reaksi yang terjadi.
Kesimpulan
Perubahan fisika adalah perubahan yang bersifat
sementara. Kegiatan yang termasuk perubahan fisika antara lain:
-
Perubahan
pada lilin yang menyala.
-
Perubahan
pada spatula baja yang dipanaskan.
-
Perubahan
pada potongan lilin yang dipanaskan pada sendok.
Ciri-ciri perubahan fisika yaitu tidak menghasilkan
zat baru. Bau, suhu, wujud, dan warna materi tidak berubah serta tidak
menghasilkan endapan.
Perubahan kimia adalah perubahan yang melibatkan sifat
materi secara kekal. Kegiatan yang termasuk Perubahan Kimia:
-
Perubahan
pada serbuk belerang yang dipanaskan pada sendok.
-
Perubahan
pada gula pasir yang dipanaskan pada sendok.
-
Perubahan
pada pita magnesium yang dibakar dalam nyala api spiritus.
-
Perubahan
pada potongan pita magnesium dimasukkan ke dalam larutan HCl 1 M.
-
Perubahan
yang terjadi setelah pencampuran antara larutan KI dan larutan Pb(NO3)2.
Ciri-ciri perubahan kimia, yaitu: mengalami perubahan
warna, menghasilkan bau (gas), membentuk endapaan, mengalami perubahan suhu,
dan menghasilkan zat baru.
DAFTAR
PUSTAKA
Raymond Chang, 2004. Praktikum Kimia .Cahaya.Bogor.
Ralph H. Petrucci-Suminar,1987.Kimia-kimia
Dasar.Yudhistira.Yogyakarta.
David E
Goldberg, 2008.Bahas Tuntas Kimia dasar.Pustaka
widyatama.Jakarta.
Acmad,1988.Kimia Dasar.Erlangga.Jakarta.
David E
Goldberg, 2008.Fisika Kimia.
Yudhistira.bandung.
Komentar
Posting Komentar