PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
“Tegangan permukaan
zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga
permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis” (Kanginan, 2009).
Selain itu, tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau
kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya
lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola atau ringkasnya
didefinisikan sebagai usaha untuk membentuk luas permukaan baru (Wavega, 2008).
Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di
permukaannya. Seperti silet, berat silet menyebabkan permukaan zat cair sedikit
melengkung ke bawah tempat silet itu berada. Lengkungan itu memperluas
permukaan zar cair namun zat cair dengan tegangan permukaannya berusaha
mempertahankan luas permukaannya sekecil mungkin.
2.2 Faktor yang Memengaruhi
Tegangan permukaan
terjadi karena permukaan zar cair cenderung untuk menegang, sehingga
permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya
kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesiv berlaku bahwa besar gaya
kohesinya lebih kecil daripada gaya adesinya dan pada zat yang non-adesiv
berlaku sebaliknya. Salah satu model peralatan tang sering digunakan untuk mengukur
tegangan permukaan zar cair adalah pipa kapiler. Salah satu besaran yang
berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu sudut yang dibentuk
oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut kontak ini timbul
akibat gaya tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya
tarik-menarik antara molekul zar yang berbeda (adesi).
Molekul cairan
biasanya saling tarik-menarik. Di bagian dalam cairan, setiap molekul cairan
dikelilingi oleh molekul-molekul lain di setiap sisinya, tetapi di permukaan
cairan hanya ada molekul-molekul caoran di samping dan di bawah. Di bagian atas
tidak ada molekul cairan lainnya. Karena molekul cairan tarik-menarik satu
dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul
yang berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya, molekul cairan yang terletak di
permukaan ditarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya.
Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah.
Karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di
permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya dengan menyusut sekuat
mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah
tertutup oleh selaput elastis yang tipis.
2.3 Persamaan Tegangan Permukaan
San (2009) memberi
contoh pada seutas kawat dibengkokkan hingga berbentuk U, dan seutas
kawat kedua dapat meluncur pada kaki-kaki kawat U. Ketika alat ini
dicelupkan dalam larutan sabun dan dikeluarkan, akan berbentuk lapisan air
sabun pada permukaan kawat tersebut. Karena kawat lurus bisa digerakkan dan
massanya tidak terlalu besar, maka lapisan air sabun akan memberikan gaya
tegangan permukaan pada kawat lurus, sehingga kawat lurus dapat bergerak ke
atas. Untuk menahan kawat ini agar tidak meluncur ke atas (kawat berada pada
keadaan setimbang), kita perlu mengerjakan gaya T ke bawah. Total gaya
ke bawah yang menahan kawat kedua adalah F = T + w.
Permukaan fluida
yang berada dalam keadaan tegang meliputi permukaan luar dan dalam (selaput
cairan sangat tipis tapi masih jauh lebih besar dari ukuran satu molekul
pembentuknya). Sehingga untuk cincin dengan keliling L yang diangkat
perlahan dari permukaan fluida, besarnya gaya F yang dibutuhkan untuk
mengimbangi gaya-gaya permukaan fluida dapat ditentukan dari pertambahan
panjang pegas halus penggantung cincin. Misalkan panjang kawat kedua adalah l.
Larutan sabun menyentuh kawat kedua memiliki dua permukaan, sehingga gaya
tegangan permukaan bekerja 2l panjang permukaan. Kanginan (2006)
menyimpulkan bahwa tegangan permukaan didefinisikan sebagai perbandingan antara
gaya tegangan permukaan (F) dan panjang (d) tempat gaya itu
bekerja.
Secara matematis, kita tulis:
Rumus Tegangan Permukaan:
Keterangan:
= Tegangan permukaan
F= Gaya tegangan permukaan
Karena tegangan
permukaan merupakan perbandingan antara gaya tegangan permukaan dan satuan
panjang, maka satuan tegangan permukaan adalah newton per meter (N/m) atau dyne
per centimeter (dyn/cm).
2.4 Penerapan Konsep Tegangan Permukaan
dalam Kehidupan Sehari-hari
“Tegangan permukaan
air berhubungan dengan kemampuan air untuk membasahi benda. Makin kecil
tegangan permukaan air, makin baik kemampuan air untuk membasahi benda, dan ini
berarti kotoran-kotoran pada benda lebih mudah larut dalam air” (Kanginan, 2006).
2.4.1
Mencuci dengan air panas lebih mudah dan menghasilkan cucian yang lebih bersih.
Tegangan permukaan
dipengaruhi oleh suhu. Makin tinggi suhu air, makin kecil tegangan permukaan
air dan ini berarti makin baik kemampuan air untuk membasahi benda. Karena itu,
mencuci dengan air panas menyebabkan kotoran pada pakaian lebih mudah larut dan
cucian menjadi lebih bersih. Detergen sintetis modern juga didesain untuk
meningkatkan kemampuan air membasahi kotoran yang melekat pada pakaian, yaitu
dengan menurunkan tegangan permukaan air. Banyak kotoran yang tidak larut dalam
air segar, tetapi larut dalam air yang diberi detergen.
2.4.2 Gelembung sabun
atau air berbentuk bulat
Gelembung sabun
atau tetes air berbentuk bulat karena dipengaruhi oleh adanya tegangan
permukaan. Gelembung sabun memiliki dua selaput tipis pada permukaannya dan
diantara kedua selaput tipis tersebut terdapat lapisan air tipis. Adanya
tegangan permukaan menyebabkan selaput berkontraksi dan cenderung memperkecil
luas permukaannya. Ketika selaput air sabun berkontraksi dan berusaha
memperkecil luas permukaannya, timbul perbedaan tekanan udara di bagian luar
selaput (tekanan atmosfir) dan tekanan udara di bagian dalam selaput. Tekanan
udara yang berada di luar selaput (tekanan atmosfir) turut mendorong selaput
air sabun ketika ia melakukan kontraksi, karena tekanan udara di bagian dalam
selaput lebih kecil. Setelah selaput berkontraksi, maka udara di dalamnya
(udara yang terperangkap di antara dua selaput) ikut tertekan, sehingga
menaikkan tekanan udara di dalam selaput sampai tidak terjadi kontraksi lagi.
Dengan kata lain, ketika tidak terjadi kontransi lagi, besarnya tekanan udara
di antara dua selaput sama dengan jumlah tekanan atmosfir dengan gaya tegangan
permukaan yang mengerutkan selaput.
Pada tetes air
hanya memiliki satu selaput tipis, yakni pada bagian luar tetes air. Bagian
dalamnya penuh dengan air. Akibat adanya gaya kohesi, maka timbul tegangan
permukaan. Bagian tetes air ditarik ke dalam, akibatnya air berkontraksi dan
cenderung memperkecil luas permukaannya. Tekanan atmosfir yang berada di luar
turut membantu menekan tetes air. Kontraksi akan terhenti ketika tekanan pada
bagian dalam air sama dengan jumlah tekanan atmosfir dengan gaya tegangan
permukaan yang mengerutkan selaput air.
2.4.3 Klip tidak tenggelam dalam air
Ketika klip
diletakkan secara hati-hati ke atas permukaan air, molekul-molekul air yang
terletak di permukaan agak ditekan oleh gaya berat klip tersebut, sehingga
molekul-molekul air yang terletak di bawah memberikan gaya pemulih ke atas
untuk menopang klip tersebut. Biasanya klip terbuat dari logam, sehingga
kerapatannya lebih besar dari kerapatan air. Karena massa jenis klip lebih
besar dari massa jenis air, maka seharusnya klip tenggelam. Tapi kenyataannya
klip terapung. Fenomena ini merupakan salah satu contoh dari adanya tegangan
permukaan. Dalam kenyataannya, bukan hanya klip (penjepit kertas), tetapi juga
bisa benda lain seperti jarum. Apabila kita meletakkan jarum secara hati-hati
di atas permukaan air, maka jarum akan terapung. Adanya tegangan permukaan
cairan juga menjadi alasan mengapa serangga bisa mengapung di atas air.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1
Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupioleh suatu lapisan elastis.
3.1.2
Tegangan permukaan dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air.
3.1.3
Tegangan permukaan didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan
permukaan (F) dan panjang (d) tempat gaya itu bekerja.
Secara matematis,
kita tulis:
Rumus Tegangan
Permukaan:
Keterangan:
= Tegangan permukaan
F= Gaya
tegangan permukaan
3.1.4
Aplikasi konsep tegangan permukaan dalam kehidupan sehari-hari antara lain,
mencuci dengan air panas lebih mudah dan menghasilkan cucian yang lebih bersih,
gelembung sabun atau air berbentuk bulat, dan klip tidak tenggelam dalam air.
Molekul cairan biasanya saling tarik menarik. Di
bagian dalam cairan, setiap molekul cairan dikelilingi oleh molekul-molekul
lain di setiap sisinya; tetapi di permukaan cairan, hanya ada molekul-molekul
cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan
lainnya. Karena molekul cairan saling tarik menarik satu dengan lainnya, maka
terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam
cairan. Sebaliknya, molekul cairan yang terletak dipermukaan ditarik oleh molekul
cairan yang berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan
terdapat gaya total yang berarah ke bawah. Karena adanya gaya total yang
arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung memperkecil
luas permukaannya, dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan
lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang
tipis. Fenomena ini kita kenal dengan istilah Tegangan Permukaan.
Jika kawat ini dimasukan ke dalam larutan sabun, maka
setelah dikeluarkan akan terbentuk lapisan air sabun pada permukaan kawat
tersebut. Mirip seperti ketika dirimu bermain gelembung sabun. Karena kawat
lurus bisa digerakkan dan massanya tidak terlalu besar, maka lapisan air sabun
akan memberikan gaya tegangan permukaan pada kawat lurus sehingga kawat lurus
bergerak ke atas (perhatikan arah panah). Untuk mempertahankan kawat
lurus tidak bergerak (kawat berada dalam kesetimbangan), maka diperlukan gaya
total yang arahnya ke bawah, di mana besarnya gaya total adalah F = w + T.
Dalam kesetimbangan, F = gaya tegangan permukaan yang dikerjakan oleh lapisan
air sabun pada kawat lurus.
Aplikasi Konsep Tegangan Permukaan dalam kehidupan
sehari-hari
Pernahkah dirimu bertanya, mengapa kita harus mencuci
pakaian dengan sabun ? Persoalannya, agar pakaian yang kita cuci benar-benar
bersih maka air harus melewati celah yang sangat sempit pada serat pakaian.
Untuk itu diperlukan penambahan luas permukaan air. Nah, hal ini sangat sukar
dilakukan karena adanya tegangan permukaan. Mau tidak mau nilai tegangan
permukaan air harus diturunkan dahulu. Kita bisa menurunkan tegangan permukaan
dengan cara menggunakan air panas. Makin tinggi suhu air, maka baik karena
semakin tinggi suhu air, semakin kecil tegangan permukaan (lihat tabel).
Ini alternatif pertama dan merupakan cara yang jarang digunakan. Kecuali mereka
yang suka bermain dengan air panas
Alternatif lainnya adalah menggunakan sabun. Pada suhu
20 oC, nilai Tegangan Permukaan air sabun adalah 25,00 mN/m. Coba
bandingkan antara air sabun dan air panas, manakah nilai tegangan permukaan
paling kecil ? Pada 100 oC, nilai tegangan permukaan air panas =
58,90. Pada suhu 20 oC, nilai tegangan permukaan air sabun adalah
25,00 mN/m. Lebih menguntungkan pakai sabun… airnya juga tidak panas. Jangan
heran kalau sabun sangat laris di pasar. Semuanya karena fisika oh fisika
engkau yang kubenci, tapi telah membantuku
membersihkan pakaian yang kotor. Bukan cuma pakaian, tapi tubuh kita juga.
Ini cuma beberapa contoh…
(catatan : masih ada faktor lain yang mempengaruhi
pakaian atau tubuh kita bisa dibersihkan dengan sabun. Jadi yang dijelaskan di
atas hanya salah satu faktor yang mempengaruhi. Mungkin akan anda pelajari pada
mata pelajaran kimia)
Mengapa gelembung sabun atau air berbentuk bulat ?
Sebelum mengakhiri pokok bahasan ini, alangkah baiknya
jika pahami mengapa gelembung sabun atau tetes air berbentuk bulat. Gelembung
sabun atau tetes air berbentuk bulat karena dipengaruhi oleh adanya tegangan
permukaan. Terlebih dahulu kita bahas gelembung sabun. Gelembung sabun memiliki
dua selaput tipis pada permukaannya dan di antara kedua selaput tersebut
terdapat lapisan air tipis. Adanya tegangan permukaan menyebabkan selaput
berkontraksi dan cenderung memperkecil luas permukaannya. Ketika selaput air
sabun berkontraksi dan berusaha memperkecil luas permukaannya, timbul perbedaan
tekanaan udara di bagian luar selaput (tekanan atmosfir) dan tekanan
udara di bagian dalam selaput. Tekanan udara yang berada di luar selaput (tekanan
atmosfir) turut mendorong selaput air sabun ketika ia melakukan kontraksi,
karena tekanan udara di bagian dalam selaput lebih kecil. Setelah selaput
berkontraksi, maka udara di dalamnya (udara yang terperangkap di antara dua
selaput) ikut tertekan, sehingga menaikan tekanan udara di dalam selaput
sampai tidak terjadi kontraksi lagi. Dengan kata lain, ketika tidak terjadi
kontraksi lagi, besarnya tekanan udara di antara selaput sama dengan tekanan
atmosfir + gaya tegangan permukaan yang mengerutkan selaput.
Lalu bagaimana dengan tetes embun atau tetes air yang
keluar dari kran ?
Pada dasarnya sama saja karena penyebab utamanya
adalah tegangan permukaan. Kalau gelembung air sabun memiliki dua selaput tipis
pada dua permukaannya, maka tetes air hanya memiliki satu selaput tipis, yakni
pada bagian luar tetes air. Bagian dalamnya penuh dengan air. Akibat adanya
gaya kohesi, maka timbul tegangan permukaan. Bagian luar tetes air ditarik ke
dalam. Akibatnya, air berkontraksi dan cenderung memperkecil luas permukaannya.
Tekanan atmosfir yang berada di luar turut membantu menekan tetes air. Kontraksi
akan terhenti ketika tekanan pada bagian dalam air sama dengan tekanan atmosfir
+ gaya tegangan permukaan yang mengerutkan selaput air.
Tegangan
permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang,
sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastic. Selain itu,
tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecenderungan
zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya lebih kecil
yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan
sebagai usaha yang membentuk luas permukaan baru. Dengan sifat tersebut zat
cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di permukaannya. Seperti silet,
berat silet menyebabkan permukaan zat cair sedikit melengkung ke bawah tampak
silet itu berada. Lengkungan itu memperluas permukaan zat cair namun zat cair
dengan tegangan permukaannya berusaha mempertahankan luas permukaan-nya sekecil
mungkin.
Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair
(fluida) yang berada dalam keadaan diam (statis). Tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya F
persatuan panjang L yang bekerja tegak lurus pada setia garis di permukaan
fluida.
Permukaan fluida yang berada dalam keadaan tegang meliputi permukaan luar dan
dalam (selaput cairan sangat tipis tapi masih jauh lebih besar dari ukuran satu
molekul pembentuknya), sehingga untuk cincin dengan keliling L yang diangkat
dari permukaan fluida dapat ditentukan dari
pertambahan panjang pegas halus penggantung cincin (Dianometer) sehingga
tegangan permukaan fluida memiliki nilai sebesar :
Dimana :
= tegangan permukaan (N/m)
F = Gaya (Newton)
L = Panjang permukaan selaput fluida (m)
Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada antarmuka
dua fase cair yang tidak bercampur. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari
pad tegangan permukaan karena gaya adhesi antara dua cairan tidak bercampur
lebih besar dari pada adhesi antara cairan dan udara
(Hamid.2010)
Faktor yang
mempengaruhi
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang,
sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh
adanya gaya kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesiv berlaku bahwa
besar gaya kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya dan pada zat yang
non-adesiv berlaku sebaliknya. Salah satu model peralatan yang sering digunakan
untuk mengukur tegangan permukaan zat cair adalah pipa kapiler. Salah satu
besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu sudut
yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut kontak
ini timbul akibat gaya tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan
gaya tarik-menarik antara molekul zat yang berbeda (adesi).
Molekul biasanya saling tarik-menarik. Dibagian dalam cairan, setiap molekul
cairan dikelilingi oleh molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di
bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya karena molekul cairan
tarik-menarik satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya
nol pada molekul yang berada di bagian dalam caian. Sebaliknya molekul cairan
yang terletak di permukaan di tarik oleh molekul cairan yang berada di samping
dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah
ke bawah karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang
terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya dengan menyusut
sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah
tertutup oleh selaput elastis yang tipis.
Ada beberapa
metode dalam melakukan tegangan permukaan :
-
Metode
kenaikan kapiler
Tegangan
permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/ cairan yang naik melalui suatu
kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk mengukur tegangan
permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan permukaan tidak bias untuk
mengukur tegangan antar muka.
-
Metode
tersiometer Du-Nouy
Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan utnuk mengukur tegangan permukaan ataupun
tegangan antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk
melepaskan suatu cincin platina iridium yang diperlukan sebanding dengan
tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut.
(Atfins. 1994)
Pada dasarnya tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaranya suhu dan zat terlarut. Dimana keberadaan zat terlarut dalam
suatu cairan akan mempengaruhi besarnya tegangan permukaan terutama molekul zat
yang berada pada permukaan cairan berbentuk lapisan monomolecular yang disebut
dngan molekul surfaktan. Faktor-faktor yang menpengaruhi :
-
Suhu
Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya energy
kinetik molekul
-
Zat terlarut
(solute)
Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan
permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan,
sehingga tegangan permukaan akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang
berada dipermukaan cairan membentuk lapisan monomolecular, maka akan menurunkan
tegangan permukaan, zat tersebut biasa disebut dengan surfaktan.
-
Surfaktan
Surfaktan
(surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cnderung
untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai
orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan
salah satu contoh dari surfaktan.
Sturktur
surfaktan secara 3 dimensi
Molekul surfaktan yang bersifat amfifil yaitu suatu molekul yang mempunyai dua
ujung yang terpisah, yaitu ujung polar (hidrofilik) dan ujung non polar
(hidrifobik). Sifat surfaktan yang amfifil menyebabkan surfaktan diadsorpsi
pada antar muka baik itu cair/gas (yang tidak saling bercampur).
Surfaktan akan selalu berada pada antar muka suatu cairan (berbeda jenis), bila
jumlah gugus hidrofil dan lipofilnya seimbang. Tapi, apabila suatu surfaktan
memiliki gugus hidrofil lebih besar lipofil, maka surfaktan akan lebih berada
pada fase air dan sedikit berada pada antar muka. Sebaliknya, bila suatu
surfaktan memiliki gugus hidrofil lebih kecil dari lipofil maka surfaktan akan
lebih berada pada fase minyak dan sedikit berada pada antar muka.
Surfaktan dapat digunakan menjadi dua golongan besar yaitu, surfaktan yang
larut dalam minyak dan surfaktan yang larut dalam pelarut air.
Surfaktan yang larut dalam minyak : Ada tiga yang termasuk dalam golongan ini,
yaitu senyawa polar berantai panjang, senyawa fluorocarbon, dan senyawa
silicon.
Surfaktan yang larut dalam pelarut air : Golongan ini banyak digunakan antara
lain sebagai zart pembasah, zat pembusa, zat pengemulsi, zat anti busa,
detergen, zat flotasi, oencegah korosi, dan lai-lain. Ada empat yang temasuk
dalam golongan ini yaitu surfaktan anion yang bermuatan negative, surfaktan
yang bermuatan positif, surfaktan nonion yang tak terionisasi dalam larutan,
dan surfaktan amfoter yang bermuatan negative dan positif bergantung pada
pH-nya.
Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatan-ikatan
hydrogen pada permukaan. Hal ini dilakukan dengan menaruh kepala-kepala
hidrofiliknya terentang menjauhi permukaan air. Sabun dapat membentuk misel
(miceves), suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus
ujung ion. Bagian hidrokarbon dari molekul sabun bersifat hidrofobik dan larut
dalam zat-zat non polar, sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut
dalam air. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara
keseluruhan tidaklah benar-benar larut dalam air, tetapi dengan mudah akan
tersuspensi di dalam air. Larutan surfaktan dalam air menunjukkan perubahan
sifat fisik yang mendadak pada daerah konsentrasi yang tertentu. Perubahan yang
mendadak ini disebabkan oleh pembentukan agregat atau penggumpalan dari
beberapa molekul surfaktan menjadi satu, yaitu pada konsentrasi kritik misel
(KMK).
Tegangan permukaan juga merupakan sifat fisik yang berhubungan dengan gaya
antarmolekul dalam cairan dan didefinisikan sebagai hambatan peningkatan luas
permukaan cairan. Awalnya tegangan permukaan didefinisikan pada antar muka
cairan dan gas. Namun, tegangan yang mirip juga ada pada tegangan antar muka
cairan-cairan, atau padatan dan gas. Tegangan semacam ini secara umum disebut
dengan tegangan antar muka.
(Douglas.2001)
DAFTAR
RUJUKAN
Kanginan, M.
2006. Fisika untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Wavega. 2009. Tegangan Permukaan,
Referensi :
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I
(terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I,
Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga
Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan
Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit Erlangga
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika
Universitas (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Komentar
Posting Komentar